Rabu, 18 Maret 2015

Merindukan Masalalu

Langit mulai gelap,matahari mulai terbenam. Butiran air mulai membasahi tanah, sore ini desaku diguyur hujan. Petani sibuk membereskan peralatannya, ingin segera pulang dan beristirahat. Hari ini hari minggu. Seperti hari biasa hari minggu bukanlah hari spesial untukku.

Saat ini aku sedang menatap langit yang mulai gelap, terlihat indah dan ajaib. Butiran air mulai membasahi wajahku. Aku kembali teringat masalalu. 2 tahun silam saat hujan seperti ini aku sedang bermain hujan dengan sahabatku. Tertawa, bercanda ria, tak perduli jika butiran air itu akan membuat sakit atau apapun. Hari itu adalah hari yang menyenangkan dan tak akan pernah terlupakan.

Tak terasa air mata mulai membasahi pipi, tersamarkan oleh butiran air hujan yang juga membasahi pipiku. Aku sangat benci saat saat seperti ini. Saat saat aku merindukan masalalu. Aku hanya bisa mengucap kata rindu kepada mereka semua, aku tidak bisa menemui mereka walau hanya 5 menit untuk berbincang. Aku selalu memimpikan pertemuan.

Jarak yang membuat kami terpisah. 2 tahun yang lalu aku pindah ke sebuah kota yang terletak di Jawa Tengah. Sungguh pada saat mengambil keputusan untuk pindah aku tidak berfikir jauh dengan akibatnya. Aku masih terlalu labil dalam mengambil keputusan serumit itu. Yang ada di pikiranku adalah bersama ibu, hanya itu. Ku pikir dengan selalu bersama ibu adalah pilihan terbaik. Ternyata tidak.Aku hanya merepotkan, selalu membuat ibu sedih.

 Jika ada yang memberi kesempatan kedua, mungkin aku akan memilih tinggal disana bersama kakak. Bukan karena tidak ingin bersama ibu, tapi hanya karena aku tidak ingin menjadi beban untuk ibu. Tetapi semua sudah terlambat. Hanya penyesalan yang aku rasakan saat ini. Bodohnya diri ini saat mengambil keputusan.

 Aku hanya bisa menyalahkan diri sendiri.

Aku juga rindu sahabatku di kota sana. Sahabat yang benar – benar bisa mengerti keadaanku, selalu membuatku tertawa saat masalah menimpa, selalu berusaha memberikan solusi terbaik untuk masalahku, selalu berbagi cerita dan tentunya selalu ada disaat suka maupun duka.

 Teruntuk kalian sahabatku,
Entah kapan aku bisa menemui kalian lagi. Sungguh aku disini selalu merindukan kalian dan tidak pernah melupakan kalian. Mungkin saat ini belum tepat. Percayalah Tuhan sedang merencanakan pertemuan kita. Suatu saat kita pasti bertemu, entah kapan. Kita akan berbincang, berbagi cerita tentang kehidupan, dan tertawa bersama. Aku disini selalu berdoa yang terbaik untuk kalian.

 Teruntuk kakak perempuanku,
Aku juga rindu kebersamaan kita mbak. Mungkin kita sering bertengkar, tapi percayalah di dalam pertengkaran seorang kakak dan adik masih ada rasa kasih sayang. Aku rindu jalan-jalan bersamamu, rindu berbagi cerita. Aku dan ibu selalu berdoa yang terbaik untukmu mbak. Semoga kamu bisa menjalani kehidupan yang penuh cobaan ini. Aku yakin kamu bisa mengatur hidupmu lebih baik. Semoga Allah selalu melindungi kamu dan memberikan keselamatan untukmu mbak.

Tak terasa langit sudah benar – benar gelap, tapi hujan terus mengguyur desa ini. Mungkin hanya ini yang bisa ku tulis. Tulisan ini semata hanya untuk melegakan perasaan. Semoga Allah mendengar doa yang ku panjatkan, dan segera dikabulkanNya. Amin.

2 komentar:

  1. wah, tulisannya nostalgia banget nih.
    rindu rindu dan rindu. itulah yang bisa dirasakan kepada masa lalu..

    BalasHapus
  2. emang lagi bernostalgia sih hehe

    BalasHapus

Rabu, 18 Maret 2015

Merindukan Masalalu

Langit mulai gelap,matahari mulai terbenam. Butiran air mulai membasahi tanah, sore ini desaku diguyur hujan. Petani sibuk membereskan peralatannya, ingin segera pulang dan beristirahat. Hari ini hari minggu. Seperti hari biasa hari minggu bukanlah hari spesial untukku.

Saat ini aku sedang menatap langit yang mulai gelap, terlihat indah dan ajaib. Butiran air mulai membasahi wajahku. Aku kembali teringat masalalu. 2 tahun silam saat hujan seperti ini aku sedang bermain hujan dengan sahabatku. Tertawa, bercanda ria, tak perduli jika butiran air itu akan membuat sakit atau apapun. Hari itu adalah hari yang menyenangkan dan tak akan pernah terlupakan.

Tak terasa air mata mulai membasahi pipi, tersamarkan oleh butiran air hujan yang juga membasahi pipiku. Aku sangat benci saat saat seperti ini. Saat saat aku merindukan masalalu. Aku hanya bisa mengucap kata rindu kepada mereka semua, aku tidak bisa menemui mereka walau hanya 5 menit untuk berbincang. Aku selalu memimpikan pertemuan.

Jarak yang membuat kami terpisah. 2 tahun yang lalu aku pindah ke sebuah kota yang terletak di Jawa Tengah. Sungguh pada saat mengambil keputusan untuk pindah aku tidak berfikir jauh dengan akibatnya. Aku masih terlalu labil dalam mengambil keputusan serumit itu. Yang ada di pikiranku adalah bersama ibu, hanya itu. Ku pikir dengan selalu bersama ibu adalah pilihan terbaik. Ternyata tidak.Aku hanya merepotkan, selalu membuat ibu sedih.

 Jika ada yang memberi kesempatan kedua, mungkin aku akan memilih tinggal disana bersama kakak. Bukan karena tidak ingin bersama ibu, tapi hanya karena aku tidak ingin menjadi beban untuk ibu. Tetapi semua sudah terlambat. Hanya penyesalan yang aku rasakan saat ini. Bodohnya diri ini saat mengambil keputusan.

 Aku hanya bisa menyalahkan diri sendiri.

Aku juga rindu sahabatku di kota sana. Sahabat yang benar – benar bisa mengerti keadaanku, selalu membuatku tertawa saat masalah menimpa, selalu berusaha memberikan solusi terbaik untuk masalahku, selalu berbagi cerita dan tentunya selalu ada disaat suka maupun duka.

 Teruntuk kalian sahabatku,
Entah kapan aku bisa menemui kalian lagi. Sungguh aku disini selalu merindukan kalian dan tidak pernah melupakan kalian. Mungkin saat ini belum tepat. Percayalah Tuhan sedang merencanakan pertemuan kita. Suatu saat kita pasti bertemu, entah kapan. Kita akan berbincang, berbagi cerita tentang kehidupan, dan tertawa bersama. Aku disini selalu berdoa yang terbaik untuk kalian.

 Teruntuk kakak perempuanku,
Aku juga rindu kebersamaan kita mbak. Mungkin kita sering bertengkar, tapi percayalah di dalam pertengkaran seorang kakak dan adik masih ada rasa kasih sayang. Aku rindu jalan-jalan bersamamu, rindu berbagi cerita. Aku dan ibu selalu berdoa yang terbaik untukmu mbak. Semoga kamu bisa menjalani kehidupan yang penuh cobaan ini. Aku yakin kamu bisa mengatur hidupmu lebih baik. Semoga Allah selalu melindungi kamu dan memberikan keselamatan untukmu mbak.

Tak terasa langit sudah benar – benar gelap, tapi hujan terus mengguyur desa ini. Mungkin hanya ini yang bisa ku tulis. Tulisan ini semata hanya untuk melegakan perasaan. Semoga Allah mendengar doa yang ku panjatkan, dan segera dikabulkanNya. Amin.

2 komentar:

  1. wah, tulisannya nostalgia banget nih.
    rindu rindu dan rindu. itulah yang bisa dirasakan kepada masa lalu..

    BalasHapus
  2. emang lagi bernostalgia sih hehe

    BalasHapus